7 research outputs found

    Model Optimisasi Lot Produksi dengan Pertimbangan Biaya Kualitas pada Sistem Produksi Multistage

    Full text link
    Deterioration problem is due to a decrease in engine performance the machine used constantly. Deterioration of the engine can cause production system problem. In this research, the development of optimization models taking into account the production and quality cost component in the multistage production system. All products will undergo inspection by sampling or census. Good product after sampling inspection will be delivered to the consumer, while the nonconforming product will be inspected prior to the census carried out rework. Dynamic programming used to optimize the decision-making process over the entire stage which was later named the optimal polic

    A simulation-based optimisation for the stochastic green capacitated p-median problem

    Get PDF
    Purpose: This paper aims to propose a new model called the stochastic green capacitated p-median problem with a simulation-based optimisation approach. An integer linear programming mathematical model is built considering the total emission produced by vehicles and the uncertain parameters including the travel cost for a vehicle to travel from a particular facility to a customer and the amount of CO2 emissions produced. We also develop a simulation-based optimisation algorithm for solving the problem. Design/methodology/approach: The authors proposed new algorithms to solve the problem. The proposed algorithm is a hybridisation of Monte Carlo simulation and a Variable Neighbourhood Search matheuristic. The proposed model and method are evaluated using instances that are available in the literature. Findings: Based on the results produced by the computational experiments, the developed approach can obtain interesting results. The obtained results display that the proposed method can solve the problems within a short computational time and the solutions produced have good quality (small deviations). Originality/value: To the best of our knowledge, there is no paper in the previous literature investigating the simulation-based optimisation for the stochastic green capacitated p-median problem. There are two main contributions in this paper. First, to build a new model for the capacitated p-median problem taking into account the environmental impact. Second, to design a simulation-based optimisation approach to solve the stochastic green capacitated p-median problem incorporating VNS-based matheuristic and Monte Carlo simulationPeer Reviewe

    USULAN PERANCANGAN PRODUK DISPENSER MAKANAN DAN MINUMAN HEWAN PELIHARAAN KUCING MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

    Get PDF
    Dispenser makanan dan minuman untuk kucing saat ini masih memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah Dispenser makanan tidak terukur sehingga dapat mengakibatkan pemborosan makanan, pemborosan ruang, dan pemborosan biaya. Pada penelitian ini perancangan Dispenser makanan dan minuman kucing dilakukan dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) yang terdiri atas matriks houseof quality dan part deployment. Atribut penelitian yang digunakan disusun berdasarkandelapan dimensi kualitas Garvin (1988) yang di dalamnya berisi kebutuhan konsumen akan produk Dispenser makanan dan minuman untuk kucing. Hasil dari matriks house of quality berupa prioritas kebutuhan konsumen dan spesifikasi teknik yang akan dijadikan input untuk part deployment. Output dari part deployment adalah komponen-komponen yang digunakan dalam perancangan produk. Produk yang dirancang merupakan perbaikan dari produk yang sudah ada saat ini

    Studi Rancangan Konsep Produk Brassiere Melalui Pendekatan Nilai Emosi Dan Perasaan Menggunakan Kansei Engineering Method

    No full text
    Abstract Complexities of customer needs for buying or using new products ensue the need of customer oriented product designs. Customer’s emotions and feelings give influences in choosing and deciding new products, therefore these should be considered in product design processes. A brassiere is an article of clothing that covers, supports, and elevates breasts. To design the brassiere, a company needs to develop the brassiere concepts that could satisfy the women’s feelings and emotions in deciding to buy or use brassiere. Kansei Engineering is a method for translating feelings and impressions into product parameters that can "measure" feelings and show relationships to certain product properties. As consequences, products might be designed to bring in the intended feelings. The experiments show that six brasseries concepts developments could be implemented in accommodating the market conditions and company capabilities in brassiere productions. Keywords: brassiere, Kansei Engineering, emotional design   Abstrak Dalam pemilihan suatu produk sampai keputusan pembelian, konsumen sesungguhnya dipengaruhi oleh emosi dan perasaan. Ekspresi dari emosi dan perasaan ini akan menimbulkan suatu nuansa, kesan, rasa suka, nyaman ketika konsumen memilih suatu produk (Norman, 2004). Dengan kondisi tersebut mereka akan membeli produk jika merasa senang, nyaman, dan sesuai dengan selera yang diinginkan. Menurut Damasio (1995), aspek emosi dipandang menjadi fokus perhatian yang cukup penting mengingat segala tindakan dan pengambilan keputusan manusia tidak bisa dilepaskan dari aspek emosi. Adanya keterlibatan emosi dan perasaan konsumen dalam pemilihan suatu produk sebaiknya menjadi bahan pertimbangan bagi para perancang ketika akan merancang suatu produk. Konsumen akan memilih suatu produk jika kesan yang ingin dirasakan oleh konsumen ada pada produk tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelusuran terhadap emosi dan perasaan yang ingin dirasakan oleh pengguna terhadap suatu produk, yang pada akhirnya akan diimpelentasikan ke dalam suatu rancangan konsep produk. Breast Holder (Brassiere/ Bra) merupakan salah satu produk yang digunakan oleh seluruh wanita di dunia. Para pengguna produk ini dapat berasal dari berbagai kalangan masyarakat, mulai dari remaja putri sampai dengan wanita lanjut usia. Fungsi utama dari bra adalah sebagai penyangga payudara. Berdasarkan fungsinya yang melindungi bagian sensitif dari wanita, maka kesesuaian emosi dan perasaan yang dirasakan ketika menggunakan produk bra akan sangat mempengaruhi kesan terhadap produk tersebut. Oleh karena itu, dalam perancangan produk bra perlu melibatkan aspek emosi dan perasaan yang ingin dirasakan pengguna, sehingga akan memberikan kepuasan kepada pengguna. Emosi menurut Damasio (1999) adalah antitesis/ kebalikan dari logika. Unsur emosi dalam diri manusia berbeda dengan perasaan. Perasaan menghubungkan aspek-aspek fisik dan berada dalam tataran tingkat kesadaran yang lebih rendah. Terdapat dua macam perasaan/ feeling, yaitu internal feeling dan external feeling. Internal feeling adalah perasaan yang berkaitan dengan masalah fisik, sedangkan external feeling adalah perasaan yang berhubungan dengan aspek sosial. Emosi dipandang jauh lebih subjektif dan lebih kompleks dari pada perasaan. Aspek emosi dipandang menjadi fokus perhatian yang cukup penting mengingat segala tindakan dan pengambilan keputusan manusia tidak bisa dilepaskan dari aspek emosi. Orang-orang sering kali tidak mampu memilih alternatif-alternatif, khususnya pilihan-pilihan yang satu sama lain hampir serupa. Kondisi ini berbeda dengan orang-orang yang memiliki kondisi emosi yang baik. Aspek rasa suka, senang, sering menjadi faktor penentu akhir pengambilan keputusan. Kansei Engineering atau disebut juga Kansei Ergonomics merupakan sebuah metode dari Jepang yang ditemukan lebih dari 30 tahun yang lalu, yaitu sebuah metode yang mempelajari cara/ pola pikir konsumen untuk diterapkan dalam pembuatan suatu produk baru. Kansei Engineering pertama kali diperkenalkan oleh Nagamachi pada tahun 1970-an. Nagamachi sendiri tidak secara spesifik menyebutnya sebagai Kansei Engineering pada saat memperkenalkan konsepnya, tetapi menyebutnya dengan Emotional Engineering. Tumbuhnya konsep Kansei Engineering sendiri tidak terlepas dari konsep perancangan produk yang memperhatikan aspek emosi konsumen. Tidak mengherankan istilah Kansei sebagaimana saat ini banyak didengar orang, pada mulanya dikembangkan berdasarkan konsep emotional design. Emotional design adalah konsep dalam desain yang mempertimbangkan unsur emosi konsumen sebagai pengguna produk. Dalam konsep emotional design, unsur komersialitas bukan hanya menjadi fokus perhatian utama (Norman, 2004). Istilah Kansei berasal dari bahasa Jepang, yang secara umum berarti Psychological feeling or image of product atau gambaran perasaan psikologis terhadap suatu produk. Tujuan dari kajian studi Kansei adalah untuk mengetahui struktur emosi yang hadir dalam perilaku manusia. Struktur ini dikenal dengan Kansei seseorang. Sementara itu, dalam kajian studi desain, Tuntutan konsumen terhadap suatu produk yang semakin kompleks menyebabkan perlunya dilakukan perancangan produk yang berorientasi pada konsumen/ pengguna.  Dalam pemilihan suatu produk sampai keputusan pembelian, konsumen dipengaruhi oleh emosi dan perasaan, sehingga hal ini sebaiknya menjadi bahan pertimbangan bagi para perancang ketika akan merancang suatu produk.  Brassiere, sebagai produk yang digunakan oleh para wanita, memerlukan  rancangan konsep produk bra yang disesuaikan dengan aspek-aspek emosional yang dirasakan penting sehingga dihasilkan suatu rancangan produk brassiere yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kansei Engineering Method merupakan suatu metode yang menggunakan image atau feeling secara psikologis dari pengguna terhadap suatu produk untuk digunakan dalam merancang suatu produk, sehingga dengan menggunakan metoda ini produk brassiere yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan emosional para wanita. Berdasarkan penelitian diperoleh 6 konsep produk brassiere, sehingga dapat digunakan dan diimplementasikan, dengan tetap menyesuaikan terhadap kondisi pasar (trend) yang ada dan keterbatasan yang dimiliki oleh perusahaan dalam proses manufaktur produk brassiere. Kata kunci: brassiere, Kansei Engineering, emotional desig

    Rancangan Fasilitas Pemeriksaan Kesehatan untuk Penyandang Tunanetra

    No full text
    Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan dengan datang ke fasilitas kesehatan memiliki kendala dalam hal jarak, waktu serta energi, khususnya bagi individu dengan keterbatasan fisik. Salah satunya adalah penyandang tunanetra. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya telah mengembangkan suatu alat medis portabel yang terdiri dari alat ukur tinggi badan, berat badan, denyut jantung, saturasi oksigen, tekanan darah dan suhu tubuh yang dapat mengirimkan hasil pemeriksaan langsung ke tenaga ahli medis. Alat medis tersebut pun dapat digunakan oleh individu dengan keterbatasan fisik, seperti penyandang tunanetra.  Namun begitu, alat medis tersebut belum terintegrasi serta belum dilengkapi dengan petunjuk pemakaian yang memudahkan penyandang tunanetra untuk menggunakannya. Perancangan fasilitas pemeriksaan kesehatan dilakukan sebagai jembatan penghubung antara alat medis portabel tersebut dengan penyandang tunanetra agar mereka dapat dengan mudah melakukan pemeriksaan kesehatan tanpa bantuan orang lain. Perancangan dilakukan dengan metode Ergonomic Function Deployment (EFD). Responden penelitian adalah 30 penyandang tunanetra di Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna Kota Bandung. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dimana atribut pernyataan diturunkan dari aspek ENASE  Konsep anthropometri dibutuhkan dalam perancangan fasilitas ini. Terdapat tiga alternatif konsep dimana pemilihan konsep dilakukan secara kuantitatif pada tahap concept screening  dan concept selecting. Konsep yang terpilih adalah konsep kedua dimana dimensi fasilitas adalah 209 x 192 x 300 cm. Material yang digunakan adalah kayu serta lantai menggunakan material parket. Fasilitas dilengkapi dengan petunjuk suara  untuk menyampaikan informasi pada pengguna. Fasilitas dirancang agar pengguna mudah menjangkau peralatan di dalamnya, serta dilengkapi fasilitas penunjang seperti kursi, meja, pegangan tangan, speaker dan sensor pemindai identitas. Health examination by coming to health facilities have limitedness in terms of distance, time and energy, especially for people with physical limitations, such as blind people. Previous research has developed portable medical device that consist of measuring height, weight, heart rate, oxygen saturation, blood pressure and body temperature that can send the results of the examination directly to medical experts. The devices can also be used by individuals with physical limitations, such as blind people. However, the devices have not been integrated and have not been equipped with instructions for use that make it easy for blind people to use it. The design of the health examination facility is carried out as a bridge between the devices and the blind people so that they can easily use the devices without the help of others. Ergonomic Function Deployment (EFD) method is used to design the facility. The respondents were 30 blind people at the Bina Netra Social Institution (PSBN), Wyata Guna, Bandung. The data was collected by distributing questionnaires where the attributes were derived from ENASE aspects. Anthropometry concept is needed to design the facility. There are three alternative concepts where concept selection is done quantitatively at the concept screening and concept selecting stages. The chosen concept is the second concept with dimensions is 209 x 192 x 300 cm.  The material is wood and the floor uses parquet material. The facility is equipped with sound instructions to convey information to users. The facility is designed so that users can easily reach the equipment, and is equipped with supporting facilities such as chairs, tables, handrails, speakers and identity scanner sensor

    The Development of Company Profile Website for CV. Rian using Waterfall Model SDLC

    No full text
    Nowadays, the benefits of using the internet can be felt in society or even in the industrial world, either for business or just for entertainment purposes. Until 2017, Indonesia is one of the countries with the highest internet users globally, with around 112,6 million internet users. On the other hand, many small businesses have not used the internet to advertise their products. This project's main objective is to design and develop a company profile website of CV Rian as one of the brick micro-industry in Nagrek, West Java, enabling people to search and access information easily and quickly. This project uses Waterfall Model as Sofware Development Life Cycle (SDLC), MySQL as the database, and PHP for server-side scripting. The database is used for storing posts, admin data, and images.
    corecore